Uncategorized

JEJAK EMAS MEDALIS SERI #2 | REZA WAHYU KUMARA

Halo! Nama saya Reza Wahyu Kumara. Perjalanan saya dimulai ketika mengikuti OSN saat SD. Namun, saat itu saya tidak mengetahui lomba yang saya ikuti adalah OSN. Pada pengalaman pertama tersebut, perjuangan saya harus berakhir pada tingkat kota dan kabupaten. Lalu, saat SMP kelas satu saya barulah mengetahui tentang OSN, dan saya pun tertarik untuk mengikutinya. Oleh karena itu, saya mengikuti ekskul olimpiade di SMP, dan hasilnya saya bisa mengikuti OSN hinggat tingkat nasional pada tahun pertama saya. Pada OSN pertama saya ini saya sempat frustasi karena saya tidak mendapatkan medali, sehingga saya berfikir pelatihan dari provinsi selama satu bulan sebelum OSN seperti tidak berguna. Namun saya terus mencoba dan bangkit lagi untuk mempersiapkan OSN di tahun depan, dan hasilnya sesuai dengan harapan saya. Pada OSN kedua saya, saya berhasil mempersembahkan sebuah medali perak bagi provinsi saya dan khususnya bagi sekolah dan guru pembimbing saya.

Pada tahun ketiga di SMP, saya sudah tidak bisa mengikuti OSN tingkat SMP lagi sehingga saya memutuskan untuk mencoba OSN pada tingkat SMA. Namun, pada OSN kali ini saya hanya sampai pada tingkat provinsi. Dari situ saya sadar bahwa materi saya untuk di tingkat SMA menurut saya sendiri masih sangat kurang dan beruntunglah saya karena di SMA saya banyak memperoleh ilmu dari kakak kelas, teman, dan juga pelatihan dari yayasan sekolah saya. Dan terlebih suasana kompetisi yang baik di SMA saya pun mendukung agar saya terus berkembang.

Kisah OSN SMA saya diawali dengan sebuah keberuntungan atau tepatnya ketidakberuntungan dari teman saya yang bernama Dhea. Hal ini bermula ketika seleksi tingkat sekolah, Dhea membuat kecerobohan kecil yang berdampak besar bagi kami berdua. Perlu diketahui bahwa jika Dhea tidak ceroboh, maka Dhea akan berada pada urutan ketiga dan saya pada urutan keempat di sekolah saya (seleksi sekolah menentukan 3 terbaik untuk maju di tingkat kabupaten) dan jadilah saya yang lolos ke tingkat kabupaten. Pada tahun tersebut terdapat aturan baru yaitu maksimal dua murid dari satu sekolah yang dapat lolos hingga tingkat nasional. Jujur saja, peraturan ini membuat saya takut karena dua orang lainnya yang mewakili sekolah saya di OSN tingkat kabupaten adalah kakak kelas saya sendiri yang pastinya mempunyai pengalaman lebih dari pada saya. Setelah hasil OSK keluar saya bersyukur karena dari tiga orang wakil sekolah saya, saya berada di urutan tertinggi. Hal ini tentunya sedikit banyak mempengaruhi kepercayaan diri saya untuk yakin dapat lolos ke OSN. Singkat cerita pengumuman hasil OSN tingkat provinsi keluar dan saya sangat bergembira karena saya termasuk satu dari puluhan anak yang lolos ke OSN tingkat nasional. Seperti tradisi provinsi Jawa Tengah pada umumnya, semua peserta dari Jawa Tengah mengikuti pelatihan terpusat selama satu bulan sebelum pelaksanaan OSN. Pada pelatihan ini, saya banyak sekali mendapat ilmu baru yang diberikan dari para pengajarnya, khususnya dari para alumni OSN Jawa Tengah sendiri.

Singkat cerita OSN pun sudah dimulai, dengan persiapan yang telah saya lalui selama satu bulan terakhir saya yakin dapat membawa pulang sebuah medali pada OSN kali ini. Pada saat itu saya berharap sekali dapat membawa pulang medali perak. Namun hasil berkata lain dan saya memeperoleh mendali perunggu. Saya bersyukur walau harapan saya untuk membawa medali perak tidak terpenuhi namun saya masih bisa membawakan medali perunggu di OSN 2012. Dengan hasil yang saya peroleh di OSN 2012 ini, saya bertekat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada OSN 2013 selanjutnya.

Seperti tahun sebelumnya, seleksi dimulai dari tingkat sekolah kemudian tingkat kota dan kabupaten. Pada tingkat kota dan kabupaten saya mendapatkan hasil yang sangat memuaskan bagi saya. Saya mendapatkan peringkat pertama di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini tentunya menambah kepercayaan diri saya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di OSN 2014 ini dibandingkan dengan OSN sebelumnya. Namun beberapa hari sebelum seleksi tingkat provinsi dimulai, karena suatu hal, saya mengundurkan diri dari OSN kali ini. Namun disisi lain saya masih ikut serta dalam pelatihan terpusat OSN 2014 provinsi Jawa Tengah, namun kali ini saya bukan sebagai peserta melainkan sebagai asisten

PrestasiTahun
Medali Perak OSN SMP Matematika2009
Medali Perunggu OSN SMA Matematika 2012
Medali Perunggu Olimpiade Matematika Internasional di Cape Town, South Africa2014

Apakah kamu adalah salah satu siswa yang berhasil lolos ke KSN 2021 dan ingin mempertajam ilmu yang kamu miliki? Namun kamu belum tahu mau pelatihan dimana yang memang telah terbukti berhasil membimbing para siswanya untuk menjadi seorang juara? ALC Indonesia adalah tempat pelatihan KSN terbaik untuk kamu. Yuk daftarkan dirimu segera dan jadilah seorang juara bersama ALC Indonesia pada ajang lomba KSN 2021. Klik disini untuk info lebih lanjut.

JEJAK EMAS PARA MEDALIS SERI #1 | MARIA PATRICIA ANGGRAENI

Halo, nama saya Maria Patricia Anggraeni. Saya ingin berbagi kisah perjalanan saya di olimpiade, khususnya pada bidang biologi, yang tentu tidak hanya kesuksesan, namun juga banyak kegagalan yang harus dihadapi agar bisa bangkit kembali.

Pada tahun 2011 saat saya masih SMP, saya dipanggil oleh sekolah saya untuk ikut OSK Biologi dengan persiapan hanya seminggu. Dengan penuh berkat saya berhasil lulus seleksi ke tahap berikutnya yaitu OSP. Dikarenakan pengumuman peserta yang lulus ke tahap OSP terlambat, menjadikan waktu belajar hanya tersisa 2 hari 1 malam untuk OSP. Saya tidak dapat mengerjakan soal-soal OSP, kebanyakan hanya menjawab asal. Saya hanya bisa tertawa melihat soal-soal yang saya rasa ajaib dan tidak bisa saya kerjakan. Saya pun keluar ruangan dengan sedih. Di perjalanan pulang, sambil menghadap keluar jendela menikmati pemandangan yang sendu, saya berjanji untuk lebih serius di SMA.

Satu bulan kemudian, saya mendapatkan pengumuman bahwa saya dinyatakan lulus ke tahap OSN di Manado, Sulawesi Utara. Saya begitu senang dan semakin senang ketika bertemu dengan teman-teman seprovinsi di perjalanan dari Banten sampai Manado. Kami berkenalan dengan satu sama lain, tertawa bersama, dan berfoto ria di setiap sudut hotel karena peserta dikarantina dan tidak diperbolehkan jalan keluar hotel. Kebersamaan dengan teman-teman selama 5 hari pelaksanaan OSN tersebut membuat menambah rasa bahagia saya. Ketika pengumuman, saya terpanggil maju ke depan saat pembacaan medali perunggu. Saya sangat bahagia karena tidak terlalu banyak usaha belajar, tetapi hoki mendapat medali perunggu pertama.

Pengalaman indah yang saya temui saat olimpiade SMP membawa saya untuk semangat dan lebih giat menekuni olimpiade SMA bidang biologi. Saya mencari informasi dari kakak kelas dan pelatihan olimpiade dari banyak tempat, khususnya dari ALC Indonesia. Saya memperbanyak jam belajar dan mengerjakan latihan soal tahun-tahun sebelumnya. Bahkan saat ujian semester, saya tetap belajar untuk persiapan olimpiade. Hasilnya, saat pengumuman OSK 2013 yang ditunggu-tunggu tiba. Sayang, saya dinyatakan tidak lulus. Saya sempat merasa kecewa dan berpikir jika kerja keras saya tidak berguna. Tidak lulus OSK benar-benar membuat hati saya sedih dan kepercayaan diri saya turun, seperti “Susah sekali olimpiade ini, ada banyak tingkat, bahkan aku tidak dapat melalui tingkat paling awalnya. Peserta yang terpilih mewakili dari tiap sekolah pasti keren-keren.”

Ternyata saya salah, kerja keras itu terbayar ketika saya mengikuti lomba-lomba di berbagai universitas seperti IPB, Universitas Brawijaya, UNJ, dll. Saya dapat merebut piala juaranya. Kepercayaan diri saya telah kembali dan saya mengikuti OSK kembali di tahun 2014 ketika saya kelas 11 SMA. Kali ini, saya mendapatkan kesempatan untuk lolos ke tahap OSP. OSP adalah tahap yang cukup menakutkan karena dari tahun ke tahun ada peserta yang jago bahkan tidak beruntung juga untuk melanjutkan ke tahap OSN. Namun jika dapat melanjutkan ke OSN, akan senang sekali karena mendapat kesempatan jalan-jalan dan bertemu banyak teman dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Ketika pengumuman OSP tiba, saya sangat tersentuh karena saya dinyatakan lulus, namun perasaan senang tersebut bercampur perasaan sedih karena beberapa teman saya ada yang tidak lulus.

OSN 2014 diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ketika OSN, saya sangat gugup dan kaget, terutama di bagian praktikum karena saya tidak terbiasa melakukan praktikum. Saya bahkan baru pertama kali melihat jangkrik dan harus membedah jangkrik tersebut di OSN. Soal teori 3 jam juga sering menstimulasi rasa kantuk saya. Di penutupan OSN, tibalah saat yang entah paling ditunggu atau paling dihindari, yaitu pengumuman medalis OSN. Para peserta OSN terlihat deg-degan. Akhirnya, nama saya pun dipanggil ketika nama-nama peraih medali perak disebutkan. Saya naik ke atas panggung dan menerima kalung medali dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Saya sangat bersyukur pada Tuhan atas karunia Tuhan yang membimbing saya hingga sampai di tahap ini. Saya juga berterimakasih atas semangat dan doa dari orangtua, guru, teman-teman.

Dari pengalaman ini saya belajar bahwa kegagalan saya saat tidak lulus OSK di kelas 10 dapat menjadi batu loncatan agar saya lebih semangat menambah ilmu untuk mempersiapkan diri menghadapi OSK, OSP, OSN, dan Pelatnas IBO yang saya jalani saat saya kelas 11 dan 12 SMA.  Kita tidak tahu rencana Tuhan namun jika kita terus berusaha, pada kesempatan lain di kemudian hari dengan rahmat-Nya kita dapat berhasil. Setelah mengikuti kegiatan olimpiade biologi di SMP dan SMA, saya merasa bahwa hal utama yang saya dapatkan bukan hanya medali dan sertifikat, tetapi pengalaman dan ilmu yang membantu kita untuk berkembang lebih baik ke depannya.

PrestasiTahun
Medali Perunggu OSN SMP Biologi2011
Medali Perak OSN SMA Biologi2014
Medali Emas International Biology Olympiad di Aarhus, Denmark2015

“Nothing worth having comes easy” -Anonymous


Apakah kamu adalah salah satu siswa yang berhasil lolos ke KSN 2021 dan ingin mempertajam ilmu yang kamu miliki? Namun kamu belum tahu mau pelatihan dimana yang memang telah terbukti berhasil membimbing para siswanya untuk menjadi seorang juara? ALC Indonesia adalah tempat pelatihan KSN terbaik untuk kamu. Yuk daftarkan dirimu segera dan jadilah seorang juara bersama ALC Indonesia pada ajang lomba KSN 2021. Klik disini untuk info lebih lanjut.

SEJARAH OSN (OLIMPIADE SAINS NASIONAL)

Sejarah OSN (Olimpiade Sains Nasional)

Sejarah singkat asal usul diadakannya KSN ternyata dari sebuah kompetisi kecerdasan internasional yang diadakan di Indonesia. Sejarah OSN (Olimpiade Sains Nasional) atau yang saat ini dikenal dengan Kompetisi Sains Nasional (KSN) cukup unik. Pada awalnya Indonesia tidak memiliki wadah bersaing untuk seluruh siswa se-Indonesia. Hingga pada akhirnya Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade Internasional Fisika (IPhO – International Physics Olympiad) pada tahun 2002. Ajang adu kecerdasan dibidang fisika tersebut diikuti oleh 72 negara dari berbagai belahan dunia dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia kala itu, Bu Megawati Soekarnoputri, di Bali. Sesuai dengan arahan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Indra Djati Sidi, Indonesia harus mencapai 3S yaitu sukses penyelenggaraan, sukses peserta, dan sukses prestasi. Alhamdulillah, pada event tersebut Indonesia berhasil membawa pulang 3 medali emas dan 2 medali perak.

Setelah berhasil melaksanakan olimpiade tersebut, tim pelaksana punya mimpi untuk membuat event yang sama di Indonesia dan dilaksanakan secara nasional. Mimpi itupun direspon positif oleh Menteri Pendidikan kala itu, Pak Malik Fajar. Pak Malik Fajar pun meminta kepada rektor agar para peserta tingkat nasional diterima di UMPTN dan mengambil anak-anak yang berprestasi dari ajang tersebut. Pak Malik Fajar pun meminta agar mulai tahun depan diadakan untuk berbagai tingkatan mulai dari SD, SMP, dan SMA.

Pada sejarah OSN, Olimpiade diadakan pertama kali tahun 2002 di Yogyakarta dengan 2 kategori untuk SD yaitu matematika dan IPA, 3 kategori untuk SMP yaitu matematika, fisika, dan biologi, dan 7 kategori untuk SMA yaitu matematika, fisika, biologi, kimia, astronomi, komputer, dan ekonomi. Namun pada saat pelaksanaan, pengadaannya belum sempurna. Lalu pada tahun 2003 acara tersebut disempurnakan kembali beserta Standar Operasional Prosedur (SOP). Sejak saat itulah KSN tingkat nasional diadakan bergantian di berbagai provinsi di Indonesia. Berikut daftar kota-kota yang dijadikan sebagai tuan rumah KSN dari tahun 2002 sampai 2020:

  1. Tahun 2002 diadakan di Yogyakarta, DIY.
  2. Tahun 2003 diadakan di Balikpapan, Kalimantan Timur.
  3. Tahun 2004 diadakan di Pekanbaru, Riau.
  4. Tahun 2005 diadakan di DKI Jakarta.
  5. Tahun 2006 diadakan di Semarang, Jawa Tengah.
  6. Tahun 2007 diadakan di Surabaya, Jawa Timur.
  7. Tahun 2008 diadakan di Makassar, Sulawesi Selatan.
  8. Tahun 2009 diadakan di DKI Jakarta.
  9. Tahun 2010 diadakan di Medan, Sumatera Utara.
  10. Tahun 2011 diadakan di Manado, Sulawesi Utara.
  11. Tahun 2012 diadakan di DKI Jakarta.
  12. Tahun 2013 diadakan di Bandung, Jawa Barat.
  13. Tahun 2014 diadakan di Mataram, NTB.
  14. Tahun 2015 diadakan di Yogyakarta, DIY.
  15. Tahun 2016 diadakan di Palembang, Sumatera Selatan.
  16. Tahun 2017 diadakan di Pekanbaru, Riau.
  17. Tahun 2018 diadakan di Padang, Sumatera Barat.
  18. Tahun 2019 diadakan di Manado, Sulawesi Utara.
  19. Tahun 2020 diadakan secara daring.

Dengan adanya wadah untuk mempersatukan dan mempertemukan para siswa berprestasi di seluruh Indonesia dapat membuat para siswa semangat untuk belajar dan bermental juara karena sangat ketatnya persaingan. Persiapan yang dilakukan dari seleksi di dalam sekolah, lalu naik ke KSN tingkat kota, lalu naik ke KSN tingkat provinsi, hingga ke KSN tingkat nasional. ALC Indonesia dapat dijadikan sebagai pembimbing dan pelatihan para peserta untuk menggapai mimpi para peserta, yaitu menjadi seorang medalist dan membanggakan Indonesia ke kancah internasional.  Klik disini untuk ikut program pelatihan online unggulan kami, karena dalam beberapa hari lagi akan ada pengumuman hasil KSN-P 2021 dan persiapkan diri kalian sebaik mungkin untuk KSN 2021.

ALC Group, For Better Indonesia!

Kisah Perjalanan Sang Medalist Fisika, M. Jihad Ummul Quro

M. jihad Ummul Quro atau “Jihad”. Begitulah panggilan yang dipanggil oleh temen-temenya. Pria yang lahir di Kebumen, 10 September 1998 adalah seorang siswa yang berprestasi di sekolah. Puncaknya adalah meraih medali perunggu OSN bidang Fisika pada 2015. Pria yang sekarang berkuliah di FTMD ITB ini memang sudah dikenal memiliki kecerdasan diatas rata-rata sejak dulu . Buktinya dia selalu meraih peringkat petama dikelasnya dan meraih juara paralel disekolahnya. Selain itu, dia juga pernah meraih Predikat terbaik KIR dan Nilai UN tertinggi se-Provinsi Jawa tengah. Selain unggul dalam akademik, beliau juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti OSIS,Pramuka, dan Basket. Perjalanan beliau dalam mengikuti OSN sudah dimulai sejak kelas 10, namun tekat beliau sudah ada sejak kelas 8 Mts. Awal mulanya sekolah beliau mendapat undangan untuk mengikuti OSN SMP. “Waktu itu  mts saya mendapat undangan untuk bergabung dengan OSN SMP suatu monument langka yang sekaligus ditunggu-tunggu oleh anak-anak madrasah tapi bukan saya. Kenapa bukan saya? Karena saya waktu itu belum mengetahui OSN betapa pentingnya” kata Jihad. Dia tetap mengikuti seleksi tersebut berkat dorongan dari guru sekolah dan akhirnya terpilih mewakali Madrasahnya dalm bidang fisika. Namun perjalanan beliau hanya sampai pada peringkat 7 OSP tingkat SMP dan tidak lolos ke nasional. Beliau bertekad dari sini akan belajar lebih giat lagi dan selalu memberikan yang terbaik. Pada waktu itu KSM baru pertama kali diadakan. KSM adalah kompetisi olimpiade sejenis OSN tetapi hanya untu madrasah saja. Dalam ajang KSM tersebut beliau mendapatkan medali emas pertama, the best theory, dan the best overall. Setelah itu  beliau masuk ke MAN Insan Cendekia Gorontalo. Disini beliau bertekad agar dapat meraih medali Emas OSN tingkat nasional. Sejak kelas 10,beliau sudah mewakili tim olimiade dari sekolah nya dan berhasil menuju ke nasional namun tidak memperoleh medali. Pada tahun kedua beliau mengikuti ajang ini berhasil memeperoleh medali Perunggu. “ Alhamdulillah saya memeperoleh beliau Perunggu walaupun tidak sesuai target awalnya, tetapi ini adalah hal yang harus saya syukuri” kata Jihad. Beliau berpesan untuk kita semua bahwa “Bertekad-lah sebelum mulai berjuang, lalu berdoa. Karena Allah mendengar doa setiap hambanya dan pasti akan memberikan yang terbaik  buat kita”.

DIKTAT OSN/KSN

Hallo temen-temen semua. Ada kabar gembira nih untuk kalian para pejuang dan peminat OSN. Kini buku OSN/KSN hadir lagi untuk kalian. Segera dapatkan bukunya ya sebelum kehabisan 😀

Pra OSP/KSN-P 2020

Hallo para pejuang olimpiade. Pendaftaran Pra KSN-P 2020 sudah dibuka nih. Bagi kalian yang ingin mendaftar segera hubungi kontak dibawah ini ya.

Surat Pemberitahuan Seleksi Kompetisi Sains Nasional (KSN-SMA) Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2020

Hallo temen – temen semua. Mimin ingin memberikan info nih terkait KSN SMA 2020. Jadwal KSN SMA Nasional sudah keluar loh. Jika ingin mendapatkannya, kalia dapat mendownloadnya di link dibawah ini :

https://pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id/2020/02/26/surat-pemberitahuan-seleksi-kompetisi-sains-nasional-ksn-sma-tingkat-kabupaten-kota-tahun-2020/

Semoga dapat menjadi referensi buat temen-temen untuk belajar olimpiadenya ya. Tetap semangat !!!!!

Perjalanan OSN Medalis Emas Geografi 2014, M. Fauzy Ramadhan

OSN adalah sebuah kompetisi yang sangat bergengsi di kalangan siswa, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Saya mulai mengetahui osn sejak berada di sekolah dasar tepatnya di kelas 5 SD. Saat itu saya melihat betapa hebatnya dan sangat terlihat pintar orang-orang yang mengikuti OSN itu. Namun saat itu saya tidak pernah membayangkan bahwa saya suatu saat akan mengikuti yang namanya Olimpiade Sains. Berlanjutk ke SMP saya semakin mengenal yang namanya OSN dan saat itu saya berada di kelas 8 dan saya diutus oleh sekolah untuk mewakili dalam bidang Fisika saat itu, yang saya merasa aneh adalah apa yang saya punya hingga guru memilih saya saat itu, ya mungkin karena kebetulan saya termasuk peringkat tiga besar parallel. Saat hari H datang saya terpaksa untuk tidak bisa mengikuti OSN pertama itu karena saya sakit dan yaa saat itu saya pun tidak mendapatkan apapun. Teman-teman saya yang juga mewakili sekolah kami mengatakan jika soalnya sangatlah susah namun yaakarena saya tidak mengikutinya saya tidak tahu apa-apa tentang hal itu.

                    Menginjakkan kaki di kelas 9 saya mulai memikirkan kemana saya akan berlanjut. Saat itu bulan maret 2012 atau akhir dari kelas 9, saat itu kaka kelas saya yang pernah satu SMP dengan saya datang ke sekolah dan dia mengatakan bahwa dia sedang pelatihan untuk mengikuti OSN 2012 saat itu, dan saya pun semakin tertarik bagaimana sih OSN itu dan saya pun berpikiran untuk mengikuti jejak kaka kelas saya itu, dia bernama Arif.

                    Lulus SMP saya benar-benar mengikuti jejak ka Arif dan masuk sekolah yang sama di MAN Insan Cendekia Gorontalo. Di sana saya merasa bahwa saya memiliki kesempatan untuk dapat mengikuti OSN. Pertengahan September 2012 pembukaan pendaftaran untuk menjadi tim Olimpiade di sekolah pun dibuka, saat itu pilihan saya adalah ekonomi dan tidak tertarik untuk yang lainnya. Namun suatu waktu guru geografi saya yang bernama Ustad Abe (ustad panggilan untuk guru) memanggil saya dan mengatakan kepada saya untuk beralih ke pendaftaran untuk tim kebumian (belum ada OSN Geografi), beliau mengatakan itu karena melihat hasil UTS saya yang termasuk tertinggi dan dari situ sayamerasa yakin bahwa saya bisa menjadi tim Olimpiade sekolah di bidang Kebumian.

                    Tes tingkat sekolah pun berlangsung dan saya mengkuti di Bidang Kebumian. Hasil pun keluar dan saya menjadi peserta kelas 10 dengan nilai tertinggi dan secara menyeluruh saya berada di peringkat 4 bersaing dengan kaka kelas yang saat itu kelas 11, dan saya pun menjadi tim olimpiade kebumian tingkat sekolah. Waktu berjalan dan akhirnya muncullah OSN di bidang Geografi yang pertama tahun 2013, saat itu saya tidak mengikuti tes seleksi untuk menjadi tim geografi, karena guru saya mengatakan untuk member kesempatan pada teman seangkatan saya yang berada di jurusan IPS. Namun melihat hasil dari seleksi tersebut tidak ada satu pun angkatan saya yang mumpuni menurut guru saya dan akhirnya guru saya membujuk saya untuk pindah bidang, dan saya pun setuju saja.

                    Berjalannya waktu, kabar duka pun harus saya terima dengan meninggalnya ayah saya. Saat itu saya sedang menjalankan UTS di bulan Maret dan itu juga mendekati seleksi untuk tingkat kabupaten. Dan dengan perasaan yang kacau saya menjadi tidak berkonsentrasi dan akhirnya saya pun gagal menjadi wakil sekolah di bidang Geografi pada tingkat kebupaten. Dan saat itu saya seperti benar-benar berada di dasar hingga saya merasa nilai-nilai saya menurun dan saya tidak memiliki semangat lagi untuk mengikuti olimpiade.

                    Berjalannya waktu guru-guru terus memberikan semangat kepada saya untuk terus meningkatkan nilai-nilai dan tentunya ustad Abe mendukung saya untuk melanjutkan dalam olimpiade. Dan di kesempatan berikutnya saya mengikuti seleksi dan Alhamdulillah saya berhasil menjadi tim kembali dengan jalan yang lancar dan saya mendapat skor tertinggi saat itu. Berlanjut saya dan dua orang teman saya belajar terus dan hingga saatnya kami terpilih mewakili sekolah di tingkatn kabupaten dan saat itu saya hanya mendapat  peringkat tiga kabupaten dan tentunya hanya kalah dari dua teman saya. Kami terus di ajari oleh guru kami dan alumni OSN tahun sebelumnya hingga kami mendapat banyak ilmu yang sangat berguna untuk di tingkat provinsi.

                    OSP pun di mulai, kami bertiga sangat yakin dengan jawaban kami dan yang kami takutkan hanyalah diri kami sendiri dimana kami bersaing dengan teman sendiri untuk mendapatkan posisi pertama dan kedua. OSP yang bertaraf nasional dalam pengolahan nilainya pun keluar. Kami bertiga masuk dalam sepuluh besar nasional dimana rekan saya mendapat peringkat satu saya tiga dan satu teman kami di peringkat empat, jika setiap sekolah dapat mengirimkan tiga orang maka sudah pasti kami bertiga akan masuk namun peraturan hanya mengizinkan dua setiap sekolah dan saya merasa senang karena saya lolos walaupun harus mengorbankan teman sendiri.

                    Kami berdua belajar terus hingga waktu OSN pun tiba, peristiwa yang tak saya sangka-sangka saat masih SD dan sesuatu yang tak pernah ada dipikiran saya saat SMP, dan sesuatu yang saya sangat harap-harapkan saat di SMA, dan hal itu terwujud, saya mengikuti OSN 2014 di Mataram, NTB. Pertama kalinya dalam pengalaman pendidikan saya, dimana saya merasa sangat bersemangat untuk mencetak prestasi dalam hidup saya. Saya sangat mendambakan dimana nama saya dapat dikenang walaupun hanya di sekolah saya dinama orangtua saya dapat bangga dengan saya dengan apa yang saya lakukan. Tes demi tes saya lalui, semakin mendekati akhir tes saya semakin ragu apakah saya bisa mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang yang memiliki prestasi di tingakat nasional. Tes pun berakhir dan saya merasakan diri saya mulai pesimis dengan semua tes yang telah saya lalui, saya merasa sangat siap di awalnya namun saa mengerjakan saya merasa sangat jauh sekali ilmu saya dan sangat berbeda jika saya melihat rekan-rekan peserta OSN yang terlihat lebih siap dari saya. Saya sangat pesimis dan hanya berharap saya berada di perunggu atau setidaknya saya dapat medali pda kesempatan ini.

                    Pengumuman hasil tes pun akan di umumkan dan yang saya tak sangka adalah ternyata disebutkan dari urutan emas terlebih dahulu. Pengumuman berlangsung, dua teman saya dari bidang ekonomi dan astronomi namanya terpanggil sebagai penerima medali emas, dan saya hanya terduduk berdoa agar setidaknya nama saya berada di barisan perunggu. Pemanggilan untuk peserta geografi pun di mulai dan diurutkan dari nomor lima ke satu dan yang sangat mengejutkan adalah saya berada di nomor 4 yang berarti saya mendapatkan emas, medali emas, sesuatu yang saya cita-citakan berhasil saya dapatkan dan saya berhasil membuat diri saya sendiri yakin akan apa yang saya punya, dan saya pun sangat bersyukur dengan apa yang saya dapatkan dan itu adalah sebuah pengalaman terhebat yang saya alami hingga kini. Dan saya berkesempatan untuk mengikuti pelatihan nasional untuk menentukan siapa delegasi yang layak untuk mewakili Indonesia di IGEO, Russia 2015. Dan saya hanya bisa sampai pada pelatihan nasional tahap tiga sekaligus tahap akhir untuk menentukan siapa yang akan menjadi delegasi, saya memang tidak mewakili Indonesia namun saya mendapatkan ilmu yang sangat berharga dari apa yang telah saya dapatkan hingga pada pelatihan nasional tahap 3 tersebut.