Halo, nama saya Maria Patricia Anggraeni. Saya ingin berbagi kisah perjalanan saya di olimpiade, khususnya pada bidang biologi, yang tentu tidak hanya kesuksesan, namun juga banyak kegagalan yang harus dihadapi agar bisa bangkit kembali.
Pada tahun 2011 saat saya masih SMP, saya dipanggil oleh sekolah saya untuk ikut OSK Biologi dengan persiapan hanya seminggu. Dengan penuh berkat saya berhasil lulus seleksi ke tahap berikutnya yaitu OSP. Dikarenakan pengumuman peserta yang lulus ke tahap OSP terlambat, menjadikan waktu belajar hanya tersisa 2 hari 1 malam untuk OSP. Saya tidak dapat mengerjakan soal-soal OSP, kebanyakan hanya menjawab asal. Saya hanya bisa tertawa melihat soal-soal yang saya rasa ajaib dan tidak bisa saya kerjakan. Saya pun keluar ruangan dengan sedih. Di perjalanan pulang, sambil menghadap keluar jendela menikmati pemandangan yang sendu, saya berjanji untuk lebih serius di SMA.
Satu bulan kemudian, saya mendapatkan pengumuman bahwa saya dinyatakan lulus ke tahap OSN di Manado, Sulawesi Utara. Saya begitu senang dan semakin senang ketika bertemu dengan teman-teman seprovinsi di perjalanan dari Banten sampai Manado. Kami berkenalan dengan satu sama lain, tertawa bersama, dan berfoto ria di setiap sudut hotel karena peserta dikarantina dan tidak diperbolehkan jalan keluar hotel. Kebersamaan dengan teman-teman selama 5 hari pelaksanaan OSN tersebut membuat menambah rasa bahagia saya. Ketika pengumuman, saya terpanggil maju ke depan saat pembacaan medali perunggu. Saya sangat bahagia karena tidak terlalu banyak usaha belajar, tetapi hoki mendapat medali perunggu pertama.
Pengalaman indah yang saya temui saat olimpiade SMP membawa saya untuk semangat dan lebih giat menekuni olimpiade SMA bidang biologi. Saya mencari informasi dari kakak kelas dan pelatihan olimpiade dari banyak tempat, khususnya dari ALC Indonesia. Saya memperbanyak jam belajar dan mengerjakan latihan soal tahun-tahun sebelumnya. Bahkan saat ujian semester, saya tetap belajar untuk persiapan olimpiade. Hasilnya, saat pengumuman OSK 2013 yang ditunggu-tunggu tiba. Sayang, saya dinyatakan tidak lulus. Saya sempat merasa kecewa dan berpikir jika kerja keras saya tidak berguna. Tidak lulus OSK benar-benar membuat hati saya sedih dan kepercayaan diri saya turun, seperti “Susah sekali olimpiade ini, ada banyak tingkat, bahkan aku tidak dapat melalui tingkat paling awalnya. Peserta yang terpilih mewakili dari tiap sekolah pasti keren-keren.”
Ternyata saya salah, kerja keras itu terbayar ketika saya mengikuti lomba-lomba di berbagai universitas seperti IPB, Universitas Brawijaya, UNJ, dll. Saya dapat merebut piala juaranya. Kepercayaan diri saya telah kembali dan saya mengikuti OSK kembali di tahun 2014 ketika saya kelas 11 SMA. Kali ini, saya mendapatkan kesempatan untuk lolos ke tahap OSP. OSP adalah tahap yang cukup menakutkan karena dari tahun ke tahun ada peserta yang jago bahkan tidak beruntung juga untuk melanjutkan ke tahap OSN. Namun jika dapat melanjutkan ke OSN, akan senang sekali karena mendapat kesempatan jalan-jalan dan bertemu banyak teman dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Ketika pengumuman OSP tiba, saya sangat tersentuh karena saya dinyatakan lulus, namun perasaan senang tersebut bercampur perasaan sedih karena beberapa teman saya ada yang tidak lulus.
OSN 2014 diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ketika OSN, saya sangat gugup dan kaget, terutama di bagian praktikum karena saya tidak terbiasa melakukan praktikum. Saya bahkan baru pertama kali melihat jangkrik dan harus membedah jangkrik tersebut di OSN. Soal teori 3 jam juga sering menstimulasi rasa kantuk saya. Di penutupan OSN, tibalah saat yang entah paling ditunggu atau paling dihindari, yaitu pengumuman medalis OSN. Para peserta OSN terlihat deg-degan. Akhirnya, nama saya pun dipanggil ketika nama-nama peraih medali perak disebutkan. Saya naik ke atas panggung dan menerima kalung medali dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Saya sangat bersyukur pada Tuhan atas karunia Tuhan yang membimbing saya hingga sampai di tahap ini. Saya juga berterimakasih atas semangat dan doa dari orangtua, guru, teman-teman.
Dari pengalaman ini saya belajar bahwa kegagalan saya saat tidak lulus OSK di kelas 10 dapat menjadi batu loncatan agar saya lebih semangat menambah ilmu untuk mempersiapkan diri menghadapi OSK, OSP, OSN, dan Pelatnas IBO yang saya jalani saat saya kelas 11 dan 12 SMA. Kita tidak tahu rencana Tuhan namun jika kita terus berusaha, pada kesempatan lain di kemudian hari dengan rahmat-Nya kita dapat berhasil. Setelah mengikuti kegiatan olimpiade biologi di SMP dan SMA, saya merasa bahwa hal utama yang saya dapatkan bukan hanya medali dan sertifikat, tetapi pengalaman dan ilmu yang membantu kita untuk berkembang lebih baik ke depannya.
Prestasi | Tahun |
Medali Perunggu OSN SMP Biologi | 2011 |
Medali Perak OSN SMA Biologi | 2014 |
Medali Emas International Biology Olympiad di Aarhus, Denmark | 2015 |
“Nothing worth having comes easy” -Anonymous
Apakah kamu adalah salah satu siswa yang berhasil lolos ke KSN 2021 dan ingin mempertajam ilmu yang kamu miliki? Namun kamu belum tahu mau pelatihan dimana yang memang telah terbukti berhasil membimbing para siswanya untuk menjadi seorang juara? ALC Indonesia adalah tempat pelatihan KSN terbaik untuk kamu. Yuk daftarkan dirimu segera dan jadilah seorang juara bersama ALC Indonesia pada ajang lomba KSN 2021. Klik disini untuk info lebih lanjut.